PRATIKUM INSTALLASI
DAN JARINGAN KOMPUTER
NETMASK (LANJUTAN)
LAPORAN 3
A. Teori Pendukung
1. Protokol Jaringan / IP Address.
IP
Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap
komputer dalam jaringan. Format IP Address adalah bilangan 32 bit yang tiap
bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa
bentuk ‘biner’
(xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner). Atau
dengan bentuk empat bilangan desimal yang disebut dengan ‘dotted decimal’.
IP
Address dibagi kedalam lima kelas, yakni :
Kelas
A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit
Pertama : 0
Panjang
NedID : 8 bit (bit pertama)
Range
NetID : 00000000 – 01111111 = 0 –
127
Panjang
HostID : 24 bit (bit selanjutnya)
Range
IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah
Network : 126 alamat network (0 dan
127 dicadangkan)
Jumlah
host : 16.777.214
host
Diskripsi : Dialokasikan untuk jaringan
dengan jumlah host yang besar
Kelas
B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit
Pertama : 10
Panjang
NedID : 16 bit (bit pertama)
Range
NetID : 10000000 – 10111111 = 128
– 191
Panjang
HostID : 16 bit (bit selanjutnya)
Range
IP : 128.0.x.x –
191.255.x.x
Jumlah
Network : 16.384 alamat network
Jumlah
host : 65.532 host
Diskripsi : Dialokasikan untuk jaringan
dengan jumlah host yang sedang
Kelas
C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit
Pertama : 110
Panjang
NedID : 24 bit (bit pertama)
Range
NetID : 11000000 – 11011111 = 192
– 223
Panjang
HostID : 8 bit (bit selanjutnya)
Range
IP : 192.0.0.x –
223.255.255.x
Jumlah
Network : 2.097.152 alamat network
Jumlah
host : 254 host
Diskripsi : Dialokasikan untuk jaringan
dengan jumlah host sedikit
Kelas
D
Format :
1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
Bit
Pertama : 1110
Panjang
NedID : 28 bit
Byte
inisial : 224-247
Diskripsi : Dialokasikan untuk keperluan
multitasking (RFC 1112)
Kelas
E
Format :
1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
Bit
Pertama : 1111
Panjang
NedID : 28 bit
Byte
inisial : 248-255
Diskripsi : Dicadangkan untuk keperluan
eksperimental
2. Pengalokasian IP Address
IP
Adress terdiri dari dua bagian yaitu network
ID dan host ID, dimana network id
berfungsi sebagai identitas dari sebuah network sedangkan host id adalah sebuah
identitas dari sebuah host. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses
memilih network id dan host id yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau
tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu
mengalokasikan IP address seefisien mungkin.
Aturan
mengenai pengalamatan IP Address adalah sebagai berikut:
1. Network
ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam
keperluan ‘loop back’ yaitu IP
address yang digunakan komputer untuk menunukan dirinya sendiri.
2.
Network address adalah alamat network paling pertama didalam
sebuah network/jaringan dan tidak bisa digunakan (kondisi bit diset seluruhnya
0), kecuali dalam kondisi tertentu dimana yang dimaksudkan kondisi tertentu ini
adalah dimana host dipaksa menggunakan full routing sebelum menuju host
selanjutnya, jadi host akan dipaksa untuk melakukan komunikasi terlebih dahulu
ke router sebelum bisa berkomunikasi dengan host lainnya
3.
Broadcast address adalah alamat ip terakhir dari sebuah
network dan tidak bisa digunakan (kondisi bit diset seluruhnya 0) sesuai dengan
namanya broadcast address, ip ini digunakan untuk melakukan broadcasting ke
semua host didalam jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan
paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
4.
Host ID harus bersifat unik didalam suatu workstation.
3. SUBET MASK
Subnet mask adalah istilah yang
mengacu kepada angka bine 32 bit yang digunakan utuk membedakan network
identifier dan host identifier, menunjukan letak suatu host, apakah berada di
jaringan lokal atau jaringan luar. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan
adalah sebagai berikut :
1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network
identifier diset ke nilai 1.
2.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset
ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan
yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada didalam
sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet maskdefault (yang
digunakan ketika emakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask
yang dikostumisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau
supersubnet) harus dikonfihurasikan di dalam setiap node TCP/IP.\
Terdapat dua metode yang digunakan
untuk mempresentasikan subnet mask, yaitu :
1.
Notasi Desimal Bertitik
2.
Notasi Panjang Prefix Jaringan.
Notasi Desimal Bertitik (Dotted decimal notation).
Sebuah subnet mask biasanya
diekspresikan di dalam notasi desima bertitik (dotted decimal notation), seperti
IP address, dimana bit diset sebagai network identifier dan host identifier
lalu dikonversikan ke dalam notasi desimal bertitik. Namu perlu dicatat
meskipun dipresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah
sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat
berdasarkan kelas pada IP Address dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang
tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Formatnya adalah :
Alamat IP www.xxx.yyy.zzz
Subnet Mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas
Alamat
|
Subnet
mask (biner)
|
Subnet mask
(desimal)
|
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.0.0.0
|
Tabel 1
notasi desimal bertitik
Notasi Panjang Prefiks (Prefix length).
Karena bit-bit network identifier
harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo
tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk mempresentasikan sebuah
subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier
sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix , notasi
ini disebut juga dengan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR).
Studi kasus.
Diberikan dua buah IP addres kelas B,
Notasi pertama IP address 131.107.164.26/16 notasi kedua IP address
131.107.164.26/24, kedua jaringan tersebut tidak berada didalam ruang alamat
yang sama. Network id notasi pertama memiliki range IP yang valid mulai dari
131.107.0.1 – 131.107.255.254 sedangkan netword id pada notasi kedua memiliki
alalmat IP yang valid mulai 131.107.164.1 - 131.107.164.254.
Classless Inter-Domain Routing
Subnet Mask
|
Frefix Length
|
Subnet Mask
|
Frefix Length
|
Subnet Mask
|
Frefix Length
|
255.255.0.0
|
/8
|
255.255.255.0
|
/16
|
255.255.255.255
|
/24
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.255.252
|
/30
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.254.0
|
/23
|
Tabel 2.
CIDR
3.1 Menentukan Network Address, Host Valid dan Broadcast Address
Untuk menentukan alamat network dan
broadcast address maupun host yang valid dari sebuah alamat IP dengan
menggunakan subnetmask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah
operasi aritmatika logika perbandingan And (And Comparation), dimana dari dua
hal yang diperbandingkan akan bernilai true jika dua item bernilai true dan
menjadi false jika salah satunya bernilai false atau keduanya false. Dua hal
yang diperbandingkan adalah prinsip bit-bit dalam IP address yang bernilai
biner 1 dan 0.
Contoh : IP Address 131.107.164.26/20
IP Address 10000011.01101011.10100100.00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111.11111111.11110000.00000000 (255.255.240.000)
----------------------------------------------------------------------------------------------- AND
Network ID 10000011.01101011.10100000.00000000 (131.107.160.000)
Broadcast ID 10000011.01101011.10100000.11111111 (131.107.160.255)
Host Pertama 10000011.01101011.10100001.11111111 (131.107.161.000)
Host Terakhir 10000011.01101011.10100000.11111110 (131.107.160.254)
Blok Subnet 2n = 24 = 16 blok Subnet Id (0,16,32, …..
160,176,192, …240)
Host Valid 2y – 2 = 212 – 2 = 4098 – 2 = 4096
Alamat host yang valid.
3.2 Variable Length Subnet Mask
(VLSM)
Bahasan
di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (Fixed length subnetting), yang
menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun
demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa
segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan
beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika
proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host
yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan
tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebi
banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan
berdasarkan segmen jaringan yanng dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk
memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun
diaplikasikan secara rekrusif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan
ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik
ini disebut variable-length subnetiting. Sub-sub jaringan yang dibuat dengan
teknik ini menggunakan subnet mask disebut sebagai variable-length subnet mask
(VLSM).
Karena
semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, rute yang ditujukan
ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier
yang asli.
Teknik
variable-length subnetting membentuk analisis yang lebih terhadap segmen
jaringan dan jumlah host per segmen. Dengan menggunakan teknik ini bit network
harus bersifat tetap dan subnetpun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit
host.
VLSM
memungkinkan pembagian IP address secara rekrusif, contoh :
192.168.0.0/27
192.168.0.0/24 192.168.32/27
192.168.0.0/16 192.168.1.0/24 ….
192.168.2.0/24
….
B. Tujuan Pratikum
Setelah menjalani serangkaian kegiatan
pratikum peserta pratikum diharapkan dapat :
1.
Menjelaskan fungsi dan peranan protokol dan jaringan komputer.
2.
Mengimplimentasikan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan
3.
Menjelaskan fungsi Subnetting pada
jaringan komputer
4.
Mengimplimentasikan teknik Subnetting pada
jaringan komputer.
C. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan pratikum kali ini adalah :
1.
PC
2.
LAN Card
3.
Switch
4.
Kabel Straigh-trought
D. Langkah kerja pratikum (Kelompok
B)
Percobaan pertama
1. Siapkan
beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC.
2. Hubungkan
dengan workstation dengan kabel straight melalui switch.
3. Lakukan
pengalamatan IP Address yang sudah ditetukan pada kelompok B untuk membangun
LAN.
4. Konfigurasi
IP Address dan subnet mask masing-masing PC, seperti gambar.
Gambar 1. Membangun LAN
Kelompok B bagian pertama
5. Lakukan uji koneksi masing-masing PC dengan command ping, lalu tabulasikan.
Gambar 2 Konfigurasi IP address pada komputer ke-dua
Gambar 3. Ping pada
salah satu komputer di LAN kelompok
Gambar 4. Ping pada
salah satu komputer di LAN kelompok B
1. Setelah
dilakukan konfigurasi pada LAN tersebut dan telah dilakukan uji koneksi dengan
comand ping, maka akan diperoleh:
No.
|
Uji koneksi Ping
|
Respon
|
|
Dari
|
Ke
|
||
1.
|
192.168.1.132
|
192.168.1.131
|
Reply from 192.168.1.131 : bytes = 32 time<1ms
TTL = 128
|
192.168.1.133
|
Reply from 192.168.1.133 : bytes = 32 time<1ms
TTL = 128
|
||
192.168.1.134
|
Reply from 192.168.1.134 : bytes = 32 time<1ms
TTL = 128
|
||
192.168.1.135
|
Reply from 192.168.1.135 : bytes = 32 time<1ms
TTL = 128
|
||
192.168.1.136
|
Reply from 192.168.1.136 : bytes = 32 time<1ms
TTL = 128
|
Tabel 3. Tabulasi hasil comand ping dari komputer
kedua
2. Untuk
melihat informasi PC yang terhubung kedalam sebuah jaringan kelompok B dapat
menggunakan perintah comand net view.
3. Kesimpulan
dari percobaan diatas adalah :
a. Seluruh
node terhubung secara client-server dengan media jaringan kabel yang saling
berhubungan dengan switch.
b. Seluruh
host dalam satu lingkup LAN seperti percobaan diatas akan saling terkoneksi
satu sama lain dan dapat berkomunikasi jika mempunyai subnet mask yang sama.
c. Netmask
berfungsi sebagai pembeda Ned Id dan Host Id
d. Netmask
dapat menentukan jumlah host yang valid dalam suatu lingkup workstation,
terlihat pada percobaan diatas.
e. Untuk
melihat komputer yang terkoneksi dapat menggunakan perintah comand line net view.
f. Untuk
uji koneksi dapat menggunakan perintah comand line ping.
Percobaan kedua
1. Lakukan
penggabungan antara segmen jaringan kelompok A dan kelompok B
2. Lakukan
perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk
jaringan seperti gambar berikut :
Gambar 5. Segmen LAN A (kiri), Segmen LAN B (kanan)
1. Lakukan
uji koneksi keseluruh node menggunakan command ping, tabulasikan
2. Kesimpulan
dari percobaan diatas adalah :
a. Segmen
LAN A adalah anggota workstation A dan sebaliknya
b. Didalam
segmen LAN A seluruh node dapat berkoneksi satu sama lain hal ini dikarenakan
masih dalam satu subnetmask
c. Didalam
segmen LAN B seluruh node dapat berkoneksi satu sama lain hal ini dikarenakan
masih dalam satu subnetmask
d. LAN
A tidak dapat berkoneksi dengan LAN B, dikarenakan walaupun mereka berada
didalam satu netmasking namun berbeda segmen jaringan, ini dampak dari network
identifier yang sebelumnya telah disubnetkan kembali.
e. Teknik
subnetting dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak segmen yang akan
dibuat dan berapa jumlah host dalam setiap segmennya.
Percobaan 3
1. Lakukan
perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk
jaringan seperti gambar berikut :
Gambar 6. Konfigurasi percobaan 3
1. Lakukan
tes koneksi dari dari node ke seluruh node dalam workstation, tabulasi.
No
|
Uji
Koneksi (Ping)
|
Respon
|
|
dari
|
Ke
|
||
1
|
132.92.123.2/16
|
132.92.123.1/16
|
Reply
from 132.92.123.1/16
|
132.92.123.3/16
|
Reply
from 132.92.123.3/16
|
||
132.92.122.1/16
|
Destiation
host uncredible
|
||
132.92.122.2/16
|
Destiation
host uncredible
|
||
132.92.123.4/24
|
Reply
from 132.92.123.4/24
|
||
132.92.123.5/24
|
Reply
from 132.92.123.5/24
|
||
132.92.122.4/24
|
Reply
from 132.92.122.4/24
|
||
132.92.122.5/24
|
Reply
from 132.92.122.5/24
|
Tabel 4.
Percobaan 3
2. Dapat
disimpulkan dari percobaan diatas, bahwa :
a. PC07,
PC08, PC09 dalam satu segmen jaringan.
b. PC01,
PC02, PC03 dalam satu segmen jaringan.
c. PC
10, PC11, PC12 dalam satu segmen jaringan.
d. PC04,
PC05, PC06 dalam satu segmen jaringan.
e. PC07,
PC08, PC09 dan PC01, PC02, PC03 tidak dapat berkomunikasi karena sudah berbeda
segmen jaringan walaupun maskingnya sama
f. PC07,
PC08, PC09 dan PC 10, PC11, PC12 dapat saling berkomunikasi karena PC 10, PC11,
PC12 diperoleh dari mengsubnetkan kembali subnet mask dari masking /16 dengan
kata lain mereka masih dalam satu bagian area subnet yang sama.
g. PC07,
PC08, PC09 dan PC04, PC05, PC06 dapat saling berkomunikasi karena PC04, PC05,
PC06 diperoleh dari mengsubnetkan kembali subnet mask dari masking /16 dengan
kata lain mereka masih dalam satu bagian area subnet yang sama.
h. PC04,
PC05, PC06 dan PC 10, PC11, PC12 tidak dapat berkomunikasi karena sudah berbeda
segmen jaringan walaupun maskingnya sama, perhatikan gambar tes koneksi dibawah
ini dari IP Address 132.92.132.2/16.
Gambar 7. Ping dari 132.92.132.2/16
ke 132.92.132.1/16
\
Gambar 9. Ping dari 132.92.132.2/16 ke
132.92.122.3/16
Gambar 10. Ping dari 132.92.132.2/16 ke
132.92.122.4/24
E. Analisis Pratikum
1. Pada
percobaan pertama seluruh node dalam satu lingkup LAN akan saling terkoneksi
satu sama lain dan dapat berkomunikasi jika mempunyai subnet mask yang sama.
2. Pada
percobaan kedua mengacu pada percobaan pertama didalam segmen LAN B seluruh
node dapat berkoneksi satu sama lain hal ini dikarenakan masih dalam satu
subnetmask
3. Lalu
masih pada percobaan kedua LAN A tidak dapat berkoneksi dengan LAN B,
dikarenakan walaupun mereka berada didalam satu netmasking namun berbeda segmen
jaringan, ini dampak dari network identifier yang sebelumnya telah disubnetkan
kembali.
4. Pada
percobaan ketiga PC07, PC08, PC09 dan PC01, PC02, PC03 tidak dapat
berkomunikasi karena sudah berbeda segmen jaringan walaupun maskingnya sama
5. Pada
percobaan ketiga PC07, PC08, PC09 dan PC 10, PC11, PC12 dapat saling
berkomunikasi karena PC 10, PC11, PC12 diperoleh dari mengsubnetkan kembali
subnet mask dari masking /16 dengan kata lain mereka masih dalam satu bagian
area subnet yang sama.
6. Pada
percobaan ketiga PC07, PC08, PC09 dan PC04, PC05, PC06 dapat saling
berkomunikasi karena PC04, PC05, PC06 diperoleh dari mengsubnetkan kembali
subnet mask dari masking /16 dengan kata lain mereka masih dalam satu bagian
area subnet yang sama.
F. Kesimpulan
Pratikum
1. IP
Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap
komputer dalam jaringan.
2. Subnet
mask merupakan deretaan angka biner sebanyak 32 bit yang merupakan pembeda
antara porsi network id dan host id dari sebuah IP address
3. Secara
keseluruhan netmask berfungsi untuk menentukan berapa banyak segmen jaringan
yang akan diciptakan dan jumlah host pada setiap segmen jaringan
4. Dengan
menggunakan subnet mask, memanajemen pengalamatan IP terjadi dengan demikian secara
tidak langsung telah menciptakan keamanan jaringan.
G. Evaluasi
1. Menganalisa
percobaan pertama dimana telah dijelaskan pada analisis pratikum
2. Menganalisa
percobaan kedua dimana telah dijelaskan pada analisis pratikum
3. Menganalisa
percobaan ketiga dimana telah dijelaskan pada analisis pratikum
4. Menjelaskan
manfaat dan kegunaan subnetting pada jaringan komputer
a. Pembeda
antara Network Id dengan Host Id
b. Menentukan
jumlah host yang valid
c. Untuk
membentuk sub-sub jaringan baru
d. Sebagai
keamanan jaringan
e. Secara
keseluruhan digunakan untuk menentukan berapa banyak segmen (subnet bagian)
jaringan yang akan diciptakan dan berapa jumlah host per segmen (subnet
bagian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar